Petualanganku bersama member-member JFUIN di Ennichisai 2016.
Pada bulan Mei lalu, tepatnya tanggal 14-15 Mei 2016, Ennichisai
kembali digelar untuk yang ke-enam kalinya di Blok M, Jakarta. Ini merupakan
kali pertama saya datang ke event Jejepangan mengingat JFUIN adalah komunitas
Jepang pertama yang saya ikuti ketika masuk ke dunia perkuliahan. Mengapa saya
tertarik untuk masuk komunitas Jepang? Ya, saya tidak akan membahas hal ini.
Ennichisai merupakan festival kultur budaya Jepang, yang menampilkan
budaya modern dan tradisionalnya. Pada tahun ini, Ennichisai mengambil tema
“Miracle, The Power of Love” dan terealisasi dengan adanya papan yang diisikan
oleh kertas-kertas harapan oleh para pengunjung.
(Jakarta Keion Club mengguncang main stage Ennichisai 2016 dengan cover lagu The Beginning milik One Ok Rock)
Seperti biasanya, Ennichisai dipenuhi oleh para pengunjung, sekitar
ada 200.000 pengunjung. Tapi keramaian tersebut tidak membuat festival ini
dipenuhi banyaknya sampah, karena di setiap sudut telah ditempatkan petugas
kebersihan asli, bukan cosplay yang mengambil langsung sampah yang tercecer,
bahkan pada stand brosur dipasang pemberitahuan “Jangan diambil kalo untuk
dibuang”. Wah, keren banget ya kita jadi segan juga buat ngambil brosurnya.
Pada Ennichisai pertama saya ini, saya hadir di hari kedua yaitu
tanggal 15 Mei. Ketika itu, saya terpisah dengan sengaja dari beberapa member
JFUIN lainnya untuk mengitari seluruh tempat Ennichisai digelar. Kurang lebih
pukul 2 siang, saya berada di halaman depan Blok M, mengunjungi setiap stand di
sana, tiba-tiba ada segerombolan orang memberi garis batas, padahal gak ada
kecelakaan. Ya, bagi yang gak ngerti jangan dipikirin ya, nanti kangen. Lalu
tidak lama datang mobil kayak buat tentara gitu lah yang di belakangnya diikuti
diangkatnya kuil kecil yang berisi anak-anak sedang bermain musik, mirip suara
barongsai gitu lah. Ternyata itu adalah mikoshi. Wah, benar-benar
keren, beruntung saat itu saya belum pergi jauh dari sana. Saya merasa telah
menjadi orang Jepang ketika melihat mikoshi terjadi di sana.
(Omikoshi - Photo by Tani Michiho)
Setelah mikoshi selesai, garis batas kembali dirapikan dan kerumunan
menjadi ramai-rusuh kembali dan kemudian melanjutkan perjalanan yang tidak
panjang-panjang amat itu. Berkeliling di festival Ennichisai merupakan
keputusan yang tepat, karena festival tersebut dipenuhi oleh beragam stand
mulai dari makanan sampai makanan lagi; stand aksesoris anime, makanan khas
Jepang, minuman supaya gak seret, sponsor, dan lainnya. Selain ada stand,
tersedia juga panggung (kecil dan utama) yang diisi hiburan oleh para bintang
tamu yang tidak saya kenal. Tidak jauh dari panggung kecil terdapat insya
Allah pohon sakura, tanpa ragu segera saya mengeluarkan handphone dan
mengabadikan momen tersebut. Sekali lagi, saya merasa telah menjadi orang
Jepang.
(Mini stage)
(Sakura - Photo by @littlenaiyem )
Kemudian saya kembali berjalan dan jalanan masih dipenuhi oleh stand
makanan dan aksesoris yang sayangnya para pedagang tersebut tidak ingin
mendapatkan pahala dengan membagi barang dagangannya secara gratis. Saat di
pengkolan sana, ya di situ, rada jalan ke sana dikit, yak oke, terdapat papan
yang dipenuhi kertas harapan. Ada yang minta jodoh, sukses UN, langgeng, dan
lainnya. Yaaah walaupun belum tentu terkabul yang penting gaya dulu. Meskipun
terlihat asik dan kekinian, saya tidak terpengaruh, karena takut bayar. Yha.
Tapi tidak lupa saya mengabadikan momen ini dan lagi-lagi saya merasa telah
menjadi orang Jepang. Halah bosen.
(Pengunjung yang memberikan donasi dapat menuliskan pesan cintanya di dinding ini - Photo by Tani Michiho)
Oh iya, yang menarik dari festival ini, selain kamu bisa melihat
mikoshi, stand dagangan Jejepangan, dan suasana ala Tokyo, kamu juga bisa
melihat cosplayer-cosplayer berserakan di setiap sudut dan bahkan berfoto
bersama mereka, gratis!!! Tapi gak bisa dibawa pulang ya.
Setelah berkeliling, kurang lebih setelah Ashar, mikoshi penutupan hadir lagi dan menunjukkan
Waktu Indonesia Gabut. Saya kembali bergabung bersama member JFUIN lainnya
menanti malam tiba untuk melihat hanabi yang diluncurkan pukul 8 malam.
Hhhhh, akhirnya festival ini berakhir dengan kesan pertama menarik
dan menyenangkan. Walau tidak membeli barang apapun, namun saya mendapat
bingkisan kebahagiaan yang terjadi di Ennichisai 2016 ini. Buat teman-teman Jejepangan
lainnya, jangan lupa untuk hadir di Ennichisai tahun berikutnya ya. Harus!!!!
Belum bisa ke Jepang? Ennichisai aja~ (Ini gak dibayar kok, enggak).
Ditulis oleh : Intan Maryam Safitri ( @intanmarsjaf ) - Div. Kepenulisan JFUIN
Ditulis oleh : Intan Maryam Safitri ( @intanmarsjaf ) - Div. Kepenulisan JFUIN
EmoticonEmoticon