Belum bisa ke Jepang? Ennichisai aja

14.29.00

Petualanganku bersama member-member JFUIN di Ennichisai 2016.


Pada bulan Mei lalu, tepatnya tanggal 14-15 Mei 2016, Ennichisai kembali digelar untuk yang ke-enam kalinya di Blok M, Jakarta. Ini merupakan kali pertama saya datang ke event Jejepangan mengingat JFUIN adalah komunitas Jepang pertama yang saya ikuti ketika masuk ke dunia perkuliahan. Mengapa saya tertarik untuk masuk komunitas Jepang? Ya, saya tidak akan membahas hal ini.


Ennichisai merupakan festival kultur budaya Jepang, yang menampilkan budaya modern dan tradisionalnya. Pada tahun ini, Ennichisai mengambil tema “Miracle, The Power of Love” dan terealisasi dengan adanya papan yang diisikan oleh kertas-kertas harapan oleh para pengunjung.


(Jakarta Keion Club mengguncang main stage Ennichisai 2016 dengan cover lagu The Beginning milik One Ok Rock)

Seperti biasanya, Ennichisai dipenuhi oleh para pengunjung, sekitar ada 200.000 pengunjung. Tapi keramaian tersebut tidak membuat festival ini dipenuhi banyaknya sampah, karena di setiap sudut telah ditempatkan petugas kebersihan asli, bukan cosplay yang mengambil langsung sampah yang tercecer, bahkan pada stand brosur dipasang pemberitahuan “Jangan diambil kalo untuk dibuang”. Wah, keren banget ya kita jadi segan juga buat ngambil brosurnya.

Pada Ennichisai pertama saya ini, saya hadir di hari kedua yaitu tanggal 15 Mei. Ketika itu, saya terpisah dengan sengaja dari beberapa member JFUIN lainnya untuk mengitari seluruh tempat Ennichisai digelar. Kurang lebih pukul 2 siang, saya berada di halaman depan Blok M, mengunjungi setiap stand di sana, tiba-tiba ada segerombolan orang memberi garis batas, padahal gak ada kecelakaan. Ya, bagi yang gak ngerti jangan dipikirin ya, nanti kangen. Lalu tidak lama datang mobil kayak buat tentara gitu lah yang di belakangnya diikuti diangkatnya kuil kecil yang berisi anak-anak sedang bermain musik, mirip suara barongsai gitu lah. Ternyata itu adalah mikoshi. Wah, benar-benar keren, beruntung saat itu saya belum pergi jauh dari sana. Saya merasa telah menjadi orang Jepang ketika melihat mikoshi terjadi di sana.


(Omikoshi - Photo by Tani Michiho)

Setelah mikoshi selesai, garis batas kembali dirapikan dan kerumunan menjadi ramai-rusuh kembali dan kemudian melanjutkan perjalanan yang tidak panjang-panjang amat itu. Berkeliling di festival Ennichisai merupakan keputusan yang tepat, karena festival tersebut dipenuhi oleh beragam stand mulai dari makanan sampai makanan lagi; stand aksesoris anime, makanan khas Jepang, minuman supaya gak seret, sponsor, dan lainnya. Selain ada stand, tersedia juga panggung (kecil dan utama) yang diisi hiburan oleh para bintang tamu yang tidak saya kenal. Tidak jauh dari panggung kecil terdapat insya Allah pohon sakura, tanpa ragu segera saya mengeluarkan handphone dan mengabadikan momen tersebut. Sekali lagi, saya merasa telah menjadi orang Jepang.




(Mini stage)

(Sakura - Photo by @littlenaiyem )


Kemudian saya kembali berjalan dan jalanan masih dipenuhi oleh stand makanan dan aksesoris yang sayangnya para pedagang tersebut tidak ingin mendapatkan pahala dengan membagi barang dagangannya secara gratis. Saat di pengkolan sana, ya di situ, rada jalan ke sana dikit, yak oke, terdapat papan yang dipenuhi kertas harapan. Ada yang minta jodoh, sukses UN, langgeng, dan lainnya. Yaaah walaupun belum tentu terkabul yang penting gaya dulu. Meskipun terlihat asik dan kekinian, saya tidak terpengaruh, karena takut bayar. Yha. Tapi tidak lupa saya mengabadikan momen ini dan lagi-lagi saya merasa telah menjadi orang Jepang. Halah bosen.

(Pengunjung yang memberikan donasi dapat menuliskan pesan cintanya di dinding ini - Photo by Tani Michiho)

(Papan penanda isi hati)

Oh iya, yang menarik dari festival ini, selain kamu bisa melihat mikoshi, stand dagangan Jejepangan, dan suasana ala Tokyo, kamu juga bisa melihat cosplayer-cosplayer berserakan di setiap sudut dan bahkan berfoto bersama mereka, gratis!!! Tapi gak bisa dibawa pulang ya.




Setelah berkeliling, kurang lebih setelah Ashar,  mikoshi penutupan hadir lagi dan menunjukkan Waktu Indonesia Gabut. Saya kembali bergabung bersama member JFUIN lainnya menanti malam tiba untuk melihat hanabi yang diluncurkan pukul 8 malam.

Hhhhh, akhirnya festival ini berakhir dengan kesan pertama menarik dan menyenangkan. Walau tidak membeli barang apapun, namun saya mendapat bingkisan kebahagiaan yang terjadi di Ennichisai 2016 ini. Buat teman-teman Jejepangan lainnya, jangan lupa untuk hadir di Ennichisai tahun berikutnya ya. Harus!!!!


Belum bisa ke Jepang? Ennichisai aja~ (Ini gak dibayar kok, enggak).



Ditulis oleh : Intan Maryam Safitri ( @intanmarsjaf ) - Div. Kepenulisan JFUIN



Artikel Terkait

Previous
Next Post »